Silo Mentality
Di Warga Corp, tim pemasaran dan tim penjualan seperti dua dunia yang berbeda. Tim pemasaran merancang kampanye besar-besaran, tetapi tim penjualan sering merasa kebingungan menangani pelanggan yang datang. Tidak ada komunikasi, hanya asumsi. Belum lagi tim produk yang kadang sakit kepala karena tidak dapat apresiasi atas produk yagn dihasilkan
Suatu hari, CEO baru, Pak Doni, masuk dan mengamati betapa banyaknya hambatan tak terlihat yang memisahkan tim-tim ini. Saat rapat mingguan, ia bertanya, “Kenapa kita kerjanya seperti pulau-pulau terpisah ya?” Semua terdiam.
Pak Doni mulai merombak cara kerja perusahaan. Ia menerapkan sistem komunikasi terbuka dengan pertemuan lintas departemen, mendorong tim untuk berbagi ide, dan menggunakan platform digital untuk mempercepat koordinasi. Hasilnya? Penjualan meningkat, inovasi berkembang, dan semua merasa lebih terhubung.
Sebenarnya yang dilakukan Pak Doni sederhana. Dia sering mendengar dan memberikan apresiasi tulus. Bukan hanya menuntut, tapi juga memimpin dan mendampingi agar timnya berkembang.
Bagaimana Mengatasi Silo Mentality?
Pak Doni tidak hanya menghancurkan dinding tak terlihat, tetapi juga menerapkan strategi untuk memastikan silo mentality tidak kembali:
Silo mentality bukan sekadar masalah organisasi, tapi tentang bagaimana orang bekerja bersama. Dengan menghancurkan dinding tak terlihat dan membangun budaya kerja yang terbuka, Warga Corp akhirnya berkembang menjadi tim yang lebih kuat dan kolaboratif.